Monday 22 June 2015

Wiro Sableng #170 : Kupu-Kupu Mata Dewa

Wiro Sableng #170 : Kupu-Kupu Mata Dewa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : KUPU-KUPU GIOK NGARAI SIANOK

"Tuanku Laras, dengarkan saya. Ada yang hendak saya katakan. Ada satu hal yang sangat saya takutkan ..." Tuanku Laras angkat kepalanya dari dada Chia Swie Kim. Tapi dua tangan kini turun memegang paha Si gadis. "Puti Mata Dewa, kekaSihku ... Katakan, hal apa yang kau takutkan?" "Tuanku Laras, ketahuilah, saya sudah tidak gadis lagi. Saya tidak perawan lagi..." Sepasang mata Tuanku Laras membeliak. Bulu hitam putih yang menutupi wajah berdiri meranggas. "Puti Mata Dewa, apa maksudmu? Bicara yang jelas." "Tuanku Laras, ketika berada di goa kediaman Datuk Marajo Sati, Datuk itu telah merampas kehormatan saya. Dia meniduri saya sampai berulang kali..." Habis berkata begitu Chia Swie Kim lalu menangis sesenggukan. Apa yang diucapkan Si gadis seperti gelegar petir terdengarnya di telinga Tuanku Laras. "Srett!" Tiba-tiba Tuanku Laras cabut pedang Al Kausar.



BUKIT Batu Patah di Gudam, ranah Minangkabau, malam bulan sabit hari ke tiga. Kawasan yang selama ini diselimuti kesunyian dan dipalut kegelapan di malam hari, ki
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #170 : Kupu-Kupu Mata Dewa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Saturday 6 June 2015

Lantunan Sendu Melodi Biolaku

Lantunan Sendu Melodi Biolaku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Mungkin aku memang tak sempurna. Sedari kecil tak ada yang mau menerima kekuranaganku. Tak terkecuali orangtuaku sendiri. Bahkan nama indah yang kupunya bukan pemberian mereka. Namaku Angelica Melodi. Nama indah pemberian mendiang kakekku.

Dua bulan lalu langit seperti runtuh menimpaku. Hidupku bagai telah berakhir. Satu-satunya orang yang menerimaku dengan penuh senyum pergi meninggalkanku. Bukan untuk sesaat. Bukan untuk sekejap. Ia telah pergi jauh menghadap Tuan hidup.

Hidupku kembali terombang-ambing. Ingin hidup tak ada alasan lagi. Tapi mimpi mendiang kakekku yang beliau titipkan padaku belum juga kuraih. Berkali-kali kupikirkan semuanya, berkali-kali juga aku menyerah. Pasrah.
Kulangkahkan kakiku mantap menuju panggung impianku bersama mendiang kakekku. Sedikit senyum kusunggingkan menambah semangatku. Kuingat kembali kata terakhir mendiang kakekku.
“Tunjukkan alunan melodi indahmu. Biarkan seluruh dunia tahu. Jangan biarkan mereka hentikan langkahmu walau hanya selangkah. Kakek yakin kamu pasti bisa.”

Kulihat sayup-sayup mata yang memandangku aneh tak percaya. Melihatku berada di panggung ini. Memang aku tak berdiri. Aku duduk di atas kursi roda yang menompang tubuhku. Kursi roda yang mungkin bisa dikatakan saksi bisu pahitnya duni
... baca selengkapnya di Lantunan Sendu Melodi Biolaku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1